Seperti yang sudah saya bahas tahun sebelumnya, mengenai peluang usaha tas ini.
Peluang usaha tas sangat besar sekali..
Saya pernah membuatkan software untuk salah satu usaha tas online.. perharinya bisa laku 500 tas.. bayangkan.. padahal 1 tasnya mengambil untung 25.000. dikalikan saja ya..
500 x 25.000 =12.500.000 .. perhari .. NGERI KAN.. padahal itu hanya online penjualannya.
oke tanpa panjang lebar.. jual tas sangat menjanjikan.. tapi tas sangat variatif.. nah dalam tulisan kali ini akan saya bahas FOkusnya pada tas Rajut
Pati -Direktur Mikro dan Business Banking Bank Mandiri Tardi bersama Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyempatkan 'blusukan' menemui beberapa nasabah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (26/11/2015).
Usai membuka acara Wirausaha Muda Mandiri (WMM) Goes To Pesantren di Ponpes Raudlatul Ulum, Tardi memutuskan menengok beberapa nasabah mikro.
Tardi sempat mengunjungi Pasar Trangkil, sebuah pasar tradisional di Kecamatan Trangkil dan menyambangi sebuah desa sentra produksi tas rajut.
Tiba di Pasar Trangkil, Tardi menengok Unit Mikro Bank Mandiri Trangkil. Lalu Tardi beranjak memasuki pasar. Ia menyapa seorang ibu pedagang kelontong dan bumbu dapur yang merupakan nasabah mikro Bank Mandiri. Tardi menanyakan seputar keluarga dan omzet penjualan tiap bulan yang didapat pedagang tersebut.
"Suami kerja apa bu? Putra berapa?" tanya Tardi.
"Suami di pabrik gula Trangkil. Anak dua," jawab pedagang tersebut.
Tidak lama, rombongan bergerak ke sentra produksi tas rajut di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso. Tardi mendapat informasi bahwa di desa tersebut sebanyak 200 ibu rumah tangga menjadi perajin tas rajut sejak 1993. Salah satu penggerak sekaligus pemasar produk tas rajut merupakan nasabah Bank Mandiri.
"Hebat ibu ini memberdayakan 200 keluarga dengan usaha membuat tas rajutan," kata Tardi di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati, Kamis (26/11/2015).
Umi Cholisoh, seorang ibu rumah tangga yang menjadi pemasar tas rajut tersebut bisa mengantongi omzet hingga Rp 90 juta per bulan.
"Omzetnya sebulan kisaran Rp 90 juta per bulan. Di sekitar sini ada 200 ibu-ibu perajin tas rajut. Tiap bulan bisa produksi minimal 2.000 tas. Sekali kirim bisa 1.000 tas grosiran ke Kalimantan dan Sumatera. Satu bulan kirim dua kali," jelas Umi Cholisoh.
Usaha yang Ia rintis sejak 1993 tersebut telah memberdayakan 200 ibu rumah tangga. Umi Cholisoh menjadi nasabah Bank Mandiri yang memanfaatkan kredit mikro.
"Ikut kredit mikro. Baru 1 tahun jadi nasabah Mikro Mandiri. Maunya bisa kredit lebih besar, naik dari mikro. Bunganya juga kalau bisa lebih murah lagi," tutur Umi.
Peluang usaha tas sangat besar sekali..
Saya pernah membuatkan software untuk salah satu usaha tas online.. perharinya bisa laku 500 tas.. bayangkan.. padahal 1 tasnya mengambil untung 25.000. dikalikan saja ya..
500 x 25.000 =12.500.000 .. perhari .. NGERI KAN.. padahal itu hanya online penjualannya.
oke tanpa panjang lebar.. jual tas sangat menjanjikan.. tapi tas sangat variatif.. nah dalam tulisan kali ini akan saya bahas FOkusnya pada tas Rajut
Pati -Direktur Mikro dan Business Banking Bank Mandiri Tardi bersama Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas menyempatkan 'blusukan' menemui beberapa nasabah di Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Kamis (26/11/2015).
Usai membuka acara Wirausaha Muda Mandiri (WMM) Goes To Pesantren di Ponpes Raudlatul Ulum, Tardi memutuskan menengok beberapa nasabah mikro.
Tardi sempat mengunjungi Pasar Trangkil, sebuah pasar tradisional di Kecamatan Trangkil dan menyambangi sebuah desa sentra produksi tas rajut.
Tiba di Pasar Trangkil, Tardi menengok Unit Mikro Bank Mandiri Trangkil. Lalu Tardi beranjak memasuki pasar. Ia menyapa seorang ibu pedagang kelontong dan bumbu dapur yang merupakan nasabah mikro Bank Mandiri. Tardi menanyakan seputar keluarga dan omzet penjualan tiap bulan yang didapat pedagang tersebut.
"Suami kerja apa bu? Putra berapa?" tanya Tardi.
"Suami di pabrik gula Trangkil. Anak dua," jawab pedagang tersebut.
Tidak lama, rombongan bergerak ke sentra produksi tas rajut di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso. Tardi mendapat informasi bahwa di desa tersebut sebanyak 200 ibu rumah tangga menjadi perajin tas rajut sejak 1993. Salah satu penggerak sekaligus pemasar produk tas rajut merupakan nasabah Bank Mandiri.
"Hebat ibu ini memberdayakan 200 keluarga dengan usaha membuat tas rajutan," kata Tardi di Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati, Kamis (26/11/2015).
Umi Cholisoh, seorang ibu rumah tangga yang menjadi pemasar tas rajut tersebut bisa mengantongi omzet hingga Rp 90 juta per bulan.
"Omzetnya sebulan kisaran Rp 90 juta per bulan. Di sekitar sini ada 200 ibu-ibu perajin tas rajut. Tiap bulan bisa produksi minimal 2.000 tas. Sekali kirim bisa 1.000 tas grosiran ke Kalimantan dan Sumatera. Satu bulan kirim dua kali," jelas Umi Cholisoh.
Usaha yang Ia rintis sejak 1993 tersebut telah memberdayakan 200 ibu rumah tangga. Umi Cholisoh menjadi nasabah Bank Mandiri yang memanfaatkan kredit mikro.
"Ikut kredit mikro. Baru 1 tahun jadi nasabah Mikro Mandiri. Maunya bisa kredit lebih besar, naik dari mikro. Bunganya juga kalau bisa lebih murah lagi," tutur Umi.
Post a Comment