Startup saat ini kelihatannya telah jadi tren. Tetapi, pada zaman saya dahulu hampir tidak pernah i kita dengar ada neraga Indonesia. Jadi, umpamanya kita mau mengawali usaha ya cuma mengawali usaha saja. Saya sendiri mengawali usaha dari hal sehari-hari yang kitaperhatikan. Dahulu, saat saya berdomisili di Bali, saya pernah bekerja untuk agen realestate yang mempunyai target market spesifik. yakni segmen tanah atau bangunan untuk kegiatan holiday, umpamanya yaitu tanah yang pas untuk dibangun suatu villa ataupun hotel.
Pada tahun 2001. saya melihat bahwasanya terdapat beberapa hotel ataupun villa yang kosong lantaran villa itu sendiri yaitu rumah peristirahatan. Jadi, beberapa orang liburan mencari villa untuk dihuni sepanjang mereka liburan. Tetapi, sesudah mereka usai lakukan berlibur, sudah pasti mereka meninggalkan villa itu.
Waktu itu, villa bakal kembali kosong serta baru dihuni lagi seputar sebagian bln. sesudahnya. Tersebut yang bikin saya terasa demikian menyayangkannya, dimana properti itu dilewatkan menganggur demikian saja terlebih harga nya tidaklah murah. Jadi, saya juga pada akhirnya mengambil keputusan untuk mendekati beberapa yang memiliki villa itu. kebetulan juga saya ketahui bahwasanya mereka beli villa itu dari kita.
kemudian saya tawarkan inspirasi pada mereka bagaimana bila villa itu disewakan untuk beberapa orang yang liburan dengan prasyarat mereka mesti menyiapkan beberapa staff untuk bersihkan villa-villa itu supaya terus terurus. Dari inspirasi tersebut, sebagian besar mereka tertarik. Hal yang sesungguhnya bikin mereka menarik yaitu cost dari villa itu dapat dijadikan untuk pembayaran untuk staff ataupun keamanan atau bila memanglah tak ada yang memakai villa itu, villa itu terus bakal bersih lantaran ada staff atau karyawan yang memang dipekerjakan un di villa itu. sekurang-kurangnya, mereka bakal memperoleh cost operasional meskipun sedikit dari penyewaan villa itu. dari situlah, sangat banyak beberapa orang yang waktu ini bangun villa dengan maksud untuk memperoleh income.
Tetapi, sesungguhnya income villa ini dipandang dari dua segi karenanya yaitu properti. Sesungguhnya, gainnya lah yang jauh semakin besar saat villa itu di jual. Dan hasil dari merentalkan vila ini sebaik mungkin tiidak cuma untuk cost operasional saja. Nah itul awalannya kenapa saya mengawali usaha ini. lalu, waktu saya terasa telah kurang dapat untuk menghandlenya, saya juga mengambil keputusan untuk berhenti kerja pada th. 2004 dimana usaha itu telah jalan.
Pada waktu itu, langkah dan strategi pemasaannya adalah dengan SEO
SEO jadi hal yang paling kuat, di mana waktu itu social media marketing tetap belum ada. Tak hanya SEO, saya juga terakhir coba adwords, lantaran saat saya mengawali usaha itu, saya tak mempunyai modal, cuma hanya upah karyawan. Jadi, saat itu saya memakai SEO untuk pilihan paling baik untuk memasarkannya, bila adwords kan berat – dibayar di depan serta belum pasti click itu jadi konversi, jadi SEO yang hanya satu paling masuk akal buat saya meskipun mesti lebih bersabar sedikit. Namun, pada akhirnya sepanjang tiga atau empat bln., saya bikin situs, ranking juga telah mulai naik serta telah mulai bisa revenue.
Kata kunci (keyword) yang Dipakai Untuk Bali Villa Rental di search engine google dengan Persaingan Tinggi Pada Waktu Itu?
Pada waktu itu setelah saya teliti satu persatu di 10 besar page one google banyak yang menggunakan keywowrd teresebut untuk lebih menjual villa bukan utnuk rental seperti saya.,
paling banyak konversinya yaitu Bali Villas. Waktu itu, telah ada yang memakai juga juga mempunyai domain yakni balivillas. com. tetapi, mereka juga tawarkan jual beli villa bukan rental mereka sendiri juga bertindak untuk Real Estate sales. Untuk Real Estate ini sendiri ada dua yakni pertama melakukan tindakan untuk agent. Sesaat untuk yang ke-2 yaitu Real Estate Perumahan.
Jadi, pada waktu itu saya buat spesifik hanya rental .. ya betul Rental villa
Kemudian untuk membeikin keyword agar nomor satu saya melakukan penelitian kata kunci, domain konten dan jangan lupa backlink
Waktu itu, saya tak memakai situs (blog) lantaran belum cukup popular. Sesungguhnya, dahulu telah ada Blogspot serta lain sebagainya. Cuma saja yang basis situs (blog) yang bisa diinstal seperti WordPress tetap belum ada.
Bila kita mau mengulas SEO dengan cara khusus, lantaran SEO itu inginkan kontent yang dengan cara terus-menerus up-date. Sesaat bila kita bikin commerce situs, gambaran product tak lagi beralih. Jadi, saat page itu jadi, maka tak lagi ada up-date, kamar villa terus 4, kolam renang ukurannya terus, barangkali th. depan harga nya up-date umpamanya.
Tersebut yang saya balance seperti situs (blog). Jadi, beragam jenis kontent atau saya menyebutnya "artikel" saya imbuhkan ke dalam situs. Bila ada villa di Seminyak jadi saya bikin content berita kafe baru di Seminyak. Apa sih yang menarik di Seminyak? lagi musim belajar surfing umpamanya. Saat itu satu minggu 2-3x saya lebih artikel.
Namun, sesudah cukup banyak, saya juga bangun situs lagi hal semacam ini karena dalam satu situs tak dapat dipaksakan untuk menyimpan banyak kata kunci (keyword). Jadi, saya juga mengambil keputusan untuk bikin beberapa situs lagi untuk membidik keyword-keyword yang tambah lebih khusus untuk menaikan popularitas industrinya juga.
Makin popular industrinya, keywordnya semakin berkembang serta khusus, umpamanya, awal-awal orang lakukan search "Bali Villas" atau "Villa in Bali" lama-lama orang bakal tahu nyatanya villa ada yang mahal serta ada yang murah, mulai mencari "budget villas", "cheap villas". Lalu lokasinya juga, orang semakin kenal "Jimbaran", "Villa in Jimbaran", "Villa in Ubud".
Industrinya cukup meledak hingga pertandingan cepat sekali meningkat lantaran sesungguhnya industry ini yaitu industry murah yang gampang dimasuki di mana anda tak membutuhkan modal apa pun. Saat ini, villa-villa itu juga telah makin commercial oriented. Mereka telah mempunyai situs sendiri, Juga saat ini mereka mendatangi agent untuk menolong pasarkan villa mereka. Jadi, tingkat kompetisinya tambah lebih ketat dari segi rencana, usaha, SEO, serta lain sebagainya.
Anda sempat masuk ke market Thailand? Bagaimana dapat? Th. Berapakah?
Pada waktu itu, saya keluar dari Bali seputar th. 2006. Ceritanya sendiri yaitu lantaran client-client saya dari dua segi, yakni orang yang liburan serta orang yang memanglah mempunyai properti. Sebagian yang memiliki properti mempunyai villa di Thailand. Di segi customer yang mau liburan, mereka katakan mau berlibur ditempat lain, mereka bertanya "kamu mempunyai villa di Thailand? "
Saya mempunyai relationship dari ke-2 segi, dengan customer serta suppliernya ya telah saya cobalah masuk market ini.
Saya kontak owner villa yang saya kenal dahulu di Bali serta mempunyai villa di Thailand, namun saya tekankan ke dia untuk meyakinkan propertynya baik, bersih lantaran saya tak buat tim di Thailand, saya cuma pasarkan saja di internet, lantaran kenal saja sama-sama yakin. Lantaran jalinan baik telah terjalin kan lebih gampang.
Dari situlah ada seputar lima atau enam villa yang masuk ke portofolio saya yang dapat disebut cukup untuk isi situs. Nyatanya, sambutan pasar cukup bagus serta tak hanya SEO, saya memperoleh rencana cross marketing.
Misal, semula orang liburan ke Bali. Tentunya ia terasa jemu untuk ke Bali dengan cara terus-terusan. Dari situlah kita tawarkan bahwasanya kita mempunyai villa lain di Phuket. Jadi, walau kata kunci (keyword) untuk Phuket belum mempunyai ranking yang tinggi, saya telah memperoleh penjualan lumayan.
Tersebut yang menggerakkan saya untuk datang segera kesana lihat pasar serta potensinya. Langkahnya sendiri diawali dengan real estate agent lantaran mereka tahu persis dimana ada villa, siapa yang memiliki villa. Beberapa orang asing disana bila mencari properti juga melalui real estate agent. Untuk tersebut, saya berupaya untuk memberikan keyakinan mereka untuk bekerja bersama. Langkah saya kerjasamanya, saya katakan ke agent, "kamu katakan ke clientmu, bila anda katakan client-klienmu, bila anda beli tanah ini serta bangun villa, tidak cuma harga tanahnya yang naik, anda dapat juga income dengan pasarkan melalui internet, bila ingin pasarkan dapat contact ke saya". Lalu saya telah seperti konsultan marketing villa rental disana, client-klien bertanya ke saya perihal potensi villa di Thailand.
Demikian villanya usai di bangun, segera jadi supplier saya, saat itu sulit mencari villa. Tak seperti saat ini.
Jadi, sesungguhnya saya menolong usaha agent-agent itu. Lalu, dengan menambahkan portofolio saya juga ada potensi usaha yang cukup pasti itu tak merugikan saya, dimana saya invest suatu tim di sana. Jadi, titik saya keluar sesungguhnya pertama dengan Phuket. Sesudah di Phuket, dengan mekanik yang sama lalu menyebar ditempat wisata yang lain. Bila momentumnya telah bisa ya tinggal jalan.
Pada tahun 2001. saya melihat bahwasanya terdapat beberapa hotel ataupun villa yang kosong lantaran villa itu sendiri yaitu rumah peristirahatan. Jadi, beberapa orang liburan mencari villa untuk dihuni sepanjang mereka liburan. Tetapi, sesudah mereka usai lakukan berlibur, sudah pasti mereka meninggalkan villa itu.
Waktu itu, villa bakal kembali kosong serta baru dihuni lagi seputar sebagian bln. sesudahnya. Tersebut yang bikin saya terasa demikian menyayangkannya, dimana properti itu dilewatkan menganggur demikian saja terlebih harga nya tidaklah murah. Jadi, saya juga pada akhirnya mengambil keputusan untuk mendekati beberapa yang memiliki villa itu. kebetulan juga saya ketahui bahwasanya mereka beli villa itu dari kita.
kemudian saya tawarkan inspirasi pada mereka bagaimana bila villa itu disewakan untuk beberapa orang yang liburan dengan prasyarat mereka mesti menyiapkan beberapa staff untuk bersihkan villa-villa itu supaya terus terurus. Dari inspirasi tersebut, sebagian besar mereka tertarik. Hal yang sesungguhnya bikin mereka menarik yaitu cost dari villa itu dapat dijadikan untuk pembayaran untuk staff ataupun keamanan atau bila memanglah tak ada yang memakai villa itu, villa itu terus bakal bersih lantaran ada staff atau karyawan yang memang dipekerjakan un di villa itu. sekurang-kurangnya, mereka bakal memperoleh cost operasional meskipun sedikit dari penyewaan villa itu. dari situlah, sangat banyak beberapa orang yang waktu ini bangun villa dengan maksud untuk memperoleh income.
Tetapi, sesungguhnya income villa ini dipandang dari dua segi karenanya yaitu properti. Sesungguhnya, gainnya lah yang jauh semakin besar saat villa itu di jual. Dan hasil dari merentalkan vila ini sebaik mungkin tiidak cuma untuk cost operasional saja. Nah itul awalannya kenapa saya mengawali usaha ini. lalu, waktu saya terasa telah kurang dapat untuk menghandlenya, saya juga mengambil keputusan untuk berhenti kerja pada th. 2004 dimana usaha itu telah jalan.
Pada waktu itu, langkah dan strategi pemasaannya adalah dengan SEO
SEO jadi hal yang paling kuat, di mana waktu itu social media marketing tetap belum ada. Tak hanya SEO, saya juga terakhir coba adwords, lantaran saat saya mengawali usaha itu, saya tak mempunyai modal, cuma hanya upah karyawan. Jadi, saat itu saya memakai SEO untuk pilihan paling baik untuk memasarkannya, bila adwords kan berat – dibayar di depan serta belum pasti click itu jadi konversi, jadi SEO yang hanya satu paling masuk akal buat saya meskipun mesti lebih bersabar sedikit. Namun, pada akhirnya sepanjang tiga atau empat bln., saya bikin situs, ranking juga telah mulai naik serta telah mulai bisa revenue.
Kata kunci (keyword) yang Dipakai Untuk Bali Villa Rental di search engine google dengan Persaingan Tinggi Pada Waktu Itu?
Pada waktu itu setelah saya teliti satu persatu di 10 besar page one google banyak yang menggunakan keywowrd teresebut untuk lebih menjual villa bukan utnuk rental seperti saya.,
paling banyak konversinya yaitu Bali Villas. Waktu itu, telah ada yang memakai juga juga mempunyai domain yakni balivillas. com. tetapi, mereka juga tawarkan jual beli villa bukan rental mereka sendiri juga bertindak untuk Real Estate sales. Untuk Real Estate ini sendiri ada dua yakni pertama melakukan tindakan untuk agent. Sesaat untuk yang ke-2 yaitu Real Estate Perumahan.
Jadi, pada waktu itu saya buat spesifik hanya rental .. ya betul Rental villa
Kemudian untuk membeikin keyword agar nomor satu saya melakukan penelitian kata kunci, domain konten dan jangan lupa backlink
Waktu itu, saya tak memakai situs (blog) lantaran belum cukup popular. Sesungguhnya, dahulu telah ada Blogspot serta lain sebagainya. Cuma saja yang basis situs (blog) yang bisa diinstal seperti WordPress tetap belum ada.
Bila kita mau mengulas SEO dengan cara khusus, lantaran SEO itu inginkan kontent yang dengan cara terus-menerus up-date. Sesaat bila kita bikin commerce situs, gambaran product tak lagi beralih. Jadi, saat page itu jadi, maka tak lagi ada up-date, kamar villa terus 4, kolam renang ukurannya terus, barangkali th. depan harga nya up-date umpamanya.
Tersebut yang saya balance seperti situs (blog). Jadi, beragam jenis kontent atau saya menyebutnya "artikel" saya imbuhkan ke dalam situs. Bila ada villa di Seminyak jadi saya bikin content berita kafe baru di Seminyak. Apa sih yang menarik di Seminyak? lagi musim belajar surfing umpamanya. Saat itu satu minggu 2-3x saya lebih artikel.
Namun, sesudah cukup banyak, saya juga bangun situs lagi hal semacam ini karena dalam satu situs tak dapat dipaksakan untuk menyimpan banyak kata kunci (keyword). Jadi, saya juga mengambil keputusan untuk bikin beberapa situs lagi untuk membidik keyword-keyword yang tambah lebih khusus untuk menaikan popularitas industrinya juga.
Makin popular industrinya, keywordnya semakin berkembang serta khusus, umpamanya, awal-awal orang lakukan search "Bali Villas" atau "Villa in Bali" lama-lama orang bakal tahu nyatanya villa ada yang mahal serta ada yang murah, mulai mencari "budget villas", "cheap villas". Lalu lokasinya juga, orang semakin kenal "Jimbaran", "Villa in Jimbaran", "Villa in Ubud".
Industrinya cukup meledak hingga pertandingan cepat sekali meningkat lantaran sesungguhnya industry ini yaitu industry murah yang gampang dimasuki di mana anda tak membutuhkan modal apa pun. Saat ini, villa-villa itu juga telah makin commercial oriented. Mereka telah mempunyai situs sendiri, Juga saat ini mereka mendatangi agent untuk menolong pasarkan villa mereka. Jadi, tingkat kompetisinya tambah lebih ketat dari segi rencana, usaha, SEO, serta lain sebagainya.
Anda sempat masuk ke market Thailand? Bagaimana dapat? Th. Berapakah?
Pada waktu itu, saya keluar dari Bali seputar th. 2006. Ceritanya sendiri yaitu lantaran client-client saya dari dua segi, yakni orang yang liburan serta orang yang memanglah mempunyai properti. Sebagian yang memiliki properti mempunyai villa di Thailand. Di segi customer yang mau liburan, mereka katakan mau berlibur ditempat lain, mereka bertanya "kamu mempunyai villa di Thailand? "
Saya mempunyai relationship dari ke-2 segi, dengan customer serta suppliernya ya telah saya cobalah masuk market ini.
Saya kontak owner villa yang saya kenal dahulu di Bali serta mempunyai villa di Thailand, namun saya tekankan ke dia untuk meyakinkan propertynya baik, bersih lantaran saya tak buat tim di Thailand, saya cuma pasarkan saja di internet, lantaran kenal saja sama-sama yakin. Lantaran jalinan baik telah terjalin kan lebih gampang.
Dari situlah ada seputar lima atau enam villa yang masuk ke portofolio saya yang dapat disebut cukup untuk isi situs. Nyatanya, sambutan pasar cukup bagus serta tak hanya SEO, saya memperoleh rencana cross marketing.
Misal, semula orang liburan ke Bali. Tentunya ia terasa jemu untuk ke Bali dengan cara terus-terusan. Dari situlah kita tawarkan bahwasanya kita mempunyai villa lain di Phuket. Jadi, walau kata kunci (keyword) untuk Phuket belum mempunyai ranking yang tinggi, saya telah memperoleh penjualan lumayan.
Tersebut yang menggerakkan saya untuk datang segera kesana lihat pasar serta potensinya. Langkahnya sendiri diawali dengan real estate agent lantaran mereka tahu persis dimana ada villa, siapa yang memiliki villa. Beberapa orang asing disana bila mencari properti juga melalui real estate agent. Untuk tersebut, saya berupaya untuk memberikan keyakinan mereka untuk bekerja bersama. Langkah saya kerjasamanya, saya katakan ke agent, "kamu katakan ke clientmu, bila anda katakan client-klienmu, bila anda beli tanah ini serta bangun villa, tidak cuma harga tanahnya yang naik, anda dapat juga income dengan pasarkan melalui internet, bila ingin pasarkan dapat contact ke saya". Lalu saya telah seperti konsultan marketing villa rental disana, client-klien bertanya ke saya perihal potensi villa di Thailand.
Demikian villanya usai di bangun, segera jadi supplier saya, saat itu sulit mencari villa. Tak seperti saat ini.
Jadi, sesungguhnya saya menolong usaha agent-agent itu. Lalu, dengan menambahkan portofolio saya juga ada potensi usaha yang cukup pasti itu tak merugikan saya, dimana saya invest suatu tim di sana. Jadi, titik saya keluar sesungguhnya pertama dengan Phuket. Sesudah di Phuket, dengan mekanik yang sama lalu menyebar ditempat wisata yang lain. Bila momentumnya telah bisa ya tinggal jalan.
privateleisure.co/
Post a Comment